Ini Bahasan Pengusaha Muda ASEAN dengan Menteri RI

Agenda kepemudaan dalam ASEAN+ Youth Summit 2023 (A+YS 2023) menghadirkan lebih dari 80 delegasi dari puluhan negara mitra, dan lebih dari 1500 masyarakat umum.

Hari pertama A+YS di Jakarta, sambutan pembukaan, Co-Chairs atau ketua dari ASEAN Youth Agenda 2023, Rorian Pratyaksa berharap dengan berkumpulnya para pemuda ASEAN dan mitra kali ini bisa menjadi momen kolaborasi dalam membentuk masa depan yang berkelanjutan bagi wilayah ASEAN.

“Saya mengajak semua pemuda untuk mengambil inisiatif dan berkontribusi dalam mengatasi tantangan global di berbagai bidang,”
Dunia tengah dihadapi oleh berbagai tantangan mulai dari politik, ekonomi, hingga memicu peperangan. Karenanya, generasi muda bisa berperan sesuai dengan bidangnya masing-masing untuk menyebarkan semangat positif dan memicu perdamaian wilayah.
Penggagas A+YS 2023, yaitu Indonesian Youth Diplomacy (IYD) terus mengupayakan adanya perubahan gradual dalam panggung diplomasi global yang dimulai oleh generasi muda.

Ketua IYD, Michael Victor Sianipar menjabarkan bahwa aksi nyata untuk mewujudkan dunia yang damai dan berkelanjutan akan selalu bermula dari generasi muda. Menurutnya, ASEAN sebagai sebuah entitas tidak melulu berkutat pada perjanjian formal, tetapi aksi generasi muda yang peduli terhadap masa depan.

“A+YS 2023 adalah sebuah gaung persatuan. Bahwa kita memahami masa depan ASEAN harus bergerak bersama. ASEAN harus menjadi kekuatan untuk perdamaian. ASEAN tidak hanya sebagai epicentrum of growth, namun sekaligus menjadi pusat perdamaian global (epicentrum of global peace),” Pungkas Michael.

Pada momen pembukaan kali ini, dukungan juga hadir dari pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo yang turut hadir dalam pembukaan menyampaikan pesan persatuan. Menurutnya, perbedaan yang dimiliki ASEAN bukanlah penghalang. Mimpi bersama mencapai kejayaan ASEAN akan bisa dicapai di tengah perbedaan. “Saya optimis bahwa bersama-sama kita dapat merancang masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi generasi kita dan generasi mendatang,”.

Menpora mengajak seluruh pemuda ASEAN untuk berkolaborasi mencapai agenda besar ASEAN mulai dari mewujudkan ekonomi hijau kawasan hingga masa depan pendidikan dan pekerjaan bagi generasi mendatang.

“Dengan semangat gotong royong ASEAN yang berarti ASEAN kolaboratif, kita dapat mewujudkan keajaiban dan kebahagiaan untuk semua orang,” pungkas Dito.

A+YS 2023 secara simbolis resmi dibuka dengan menampilkan tarian modern beserta suguhan visual berupa obor yang dinyalakan. Rangkaian acara dilanjutkan dengan diskusi panel yang dihadiri oleh pemangku kebijakan, sektor swasta, hingga akademisi.
Forum Inklusif Menatap Masa Depan ASEAN.

Diskusi panel terbagi atas beberapa topik utama yang dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno sebagai pembicara pada topik Elevating ASEAN Opportunities Prospects, Hurdles, and Crafting a Resilient Future, serta Walikota Bogor
Bima Arya pada topik Global Wellbeing Accord: Advancing the Pursuits of Innovation Through Foreign Policy.

Turut hadir duta dari A+YS 2023 yaitu Raline Shah dalam forum yang sama dengan Menparekraf berbagi cerita tentang pentingnya identitas ASEAN di tengah banyaknya pengaruh budaya global. Raline berbagi pengalaman bahwa identitas sebagai warga ASEAN sudah melekat pada dirinya sejak kecil. Mengenyam pendidikan di tiga negara ASEAN berbeda yaitu Indonesia, Singapura, dan Malaysia membentuk kebanggaan sebagai warga ASEAN yang berbeda dari entitas lainnya di dunia.

Raline berharap, anak muda bisa terus bangga akan identitasnya sebagai warga ASEAN yang tersebar di 11 negara anggota. Serta tidak lelah dalam menyuarakan upaya menuju masyarakat ASEAN yang harmoni.

“ASEAN adalah harapan, ramah, dan indah. Saya lahir di sini dan merasakannya secara langsung. Sebagai wilayah luas, kita membutuhkan generasi muda untuk terus mengadvokasikan apa yang kita pikir benar. Yaitu untuk tujuan mewujudkan masyarakat yang setara dan adil,” ucap Raline.

Menyusul, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengapresiasi adanya forum kepemudaan ini. Turut hadir dalam agenda besar KTT ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center (JCC), Menparekraf menuturkan bahwa semangat kolaborasi dan perubahan di ajang A+YS 2023 tidak kalah terasanya dengan atmosfer di JCC.

Forum A+YS 2023 turut mendiskusikan beberapa topik strategis yang dibicarakan dalam KTT ke-43 ASEAN, seperti lapangan kerja, ekonomi hijau, pemberdayaan, hingga literasi digital. Karenanya, terlibatnya generasi muda untuk mulai fokus pada berbagai isu strategis tersebut adalah angin segar bagi Indonesia dan ASEAN.

“Saat kita berbicara tentang ‘ASEAN Matters’, sebenarnya tidak bisa lepas dari ‘Youth Matters’. Forum ini (A+YS 2023) harus kita dukung, dan mendorong generasi muda untuk melakukan aksi nyata. Mulai dari isu aksi iklim ke penciptaan lapangan kerja. Dari pemberdayaan Usaha Kecil dan Mikro Menengah (UMKM) hingga pemberdayaan perempuan,” pungkas Menparekraf.

Dengan semangat “Youth takes action” Menparekraf berharap ragam permasalahan kompleks yang dihadapi Indonesia dan ASEAN bisa terselesaikan bertahap.

Pada forum selanjutnya, Walikota Bogor, Bima Arya yang turut hadir sebagai panelis menjelaskan bahwa permasalahan global sangatlah kompleks, salah satunya adalah isu kesehatan.

Berbagai upaya telah dilakukan selama ia menjabat Walikota Bogor, mulai dari pembangunan ruang ketiga seperti taman kota, hingga penyediaan fasilitas kesehatan dan sanitasi. Bima yakin bahwa kesehatan bisa dimulai dari diri sendiri dan pemerintah bisa hadir dari hulu dengan menyediakan fasilitas yang memadai.

“Meningkatkan kualitas dari ruang publik adalah upaya kita juga untuk membentuk perilaku hidup yang lebih sehat bagi seluruh warga,” Ujar Bima.

Generasi muda saat ini marak diidentikan sebagai Strawberry Generation, yaitu generasi yang penuh dengan gagasan hebat dan kreatif namun mudah menyerah dan rapuh seperti Strawberry. Karenanya isu kesehatan mental tren isu kesehatan yang marak dihadapi oleh generasi muda.

“Saya ingat beberapa bulan lalu berkunjung ke sekolah, dan guru menjelaskan bahwa jumlah murid yang mengunjungi bimbingan konseling jauh lebih banyak saat ini. Di tahun 1991, saya ingat hanya ada 1 murid tiap harinya. Kini hampir 30 murid tiap harinya,” Ungkap Walikota Bogor akan perhatiannya pada kesehatan mental generasi muda saat ini.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/entrepreneur/20230911141551-25-471397/ini-bahasan-pengusaha-muda-asean-dengan-menteri-ri

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *